Pemalangan – Seorang pedagang kripto kehilangan puluhan juta dolar Amerika Serikat (AS) dalam penipuan yang dinamakan “address poisoning”.
Aksi itu dilakukan oleh pencuri yang membuat akun palsu dari “alamat” kripto online korbannya, yang mereka gunakan untuk mengirim sejumlah kecil mata uang kepada korban dengan harapan mereka akan secara tidak sengaja mengirim uang ke alamat palsu tersebut nantinya.
CertiK, sebuah perusahaan keamanan blockchain, mengonfirmasi bahwa pihaknya mendeteksi transfer Bitcoin senilai USD 69,3 juta atau sekitar Rp 1,11 triliun (kurs Rp 16.027,15 per USD) ke alamat terkait address poisoning.
Melansir Business Insider, Senin (6/5/2024), dompet kripto korban kini menunjukkan total kehilangan sekitar 97% asetnya di Coinbase. Akun tersebut sekarang bernilai lebih dari USD 1,6 juta. Peckshield, perusahaan keamanan lainnya, menulis di X bahwa para penipu memperdagangkan Bitcoin curian tersebut seharga 23.000 Ethereum dan kemudian mentransfer dananya. Ethereum diperdagangkan pada USD 3,116 per koin, menurut The Daily Hodl.
Trezor, platform perdagangan kripto lainnya, merekomendasikan untuk memeriksa ulang setiap alamat sebelum mengirim transaksi dan jangan pernah menyalin alamat dari riwayat transaksi saat mentransfer dana. Upaya ini untuk menghindari penipuan alamat. Mengirimkan transaksi percobaan kecil sebelum melakukan transfer besar juga merupakan metode yang efektif untuk memverifikasi alamat.
Penipuan terkait mata uang kripto sedang meningkat, menurut laporan kejahatan internet FBI 2023. Penipuan terkait kripto merugikan investor sebesar USD 3,94 miliar tahun lalu.