Pemalangan — Khurafat adalah istilah yang mungkin masih asing di telinga sebagian orang. Khurafat sendiri merupakan sebuah kata yang biasa digunakan oleh umat Islam. Istilah ini kerap juga dikenal dengan sebutan takhayul.
Khurafat adalah istilah yang merujuk pada cerita yang tidak masuk akal. Istilah ini mengacu pada suatu berita yang dibumbui dengan kedustaan. Kemunculan khurafat adalah berasal dari kepercayaan yang ada pada masa nenek moyang dan diyakini sampai sekarang, diwariskan secara turun-temurun.
Sebagai seorang muslim, tentunya perlu memahami arti dari khurafat ini agar terhindar dari dosa.
Secara bahasa, khurafat adalah istilah yang berasal dari kata al-khurafat, yang artinya cerita bohong, dongeng, dan tahayul, atau sesuatu yang tidak masuk akal. Sementara secara istilah dalam Islam, kuhfarat adalah keberadaan cerita yang direkayasa, ramalan dan bentuk pemujaan. Khurafat adalah istilah yang juga dimaknai sebagai berita yang dibumbui kedustaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), khurafat adalah dongeng (ajaran dan sebagainya) yang tidak masuk akal. Khurafat adalah istilah yang kerap juga disebut sebagai takhayul. Kurafat ini biasanya merupakan kepercayaan yang ada pada masa nenek moyang dan diyakini sampai sekarang, diwariskan secara turun-temurun.
Jadi, khurafat adalah cerita-cerita yang dicampurkan perkara dusta, atau berdasarkan rekaan dan khayalan manusia semata. Dalam Islam, khurafat adalah sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat. Orang yang membawa hal-hal yang bersifat khurafat adalah orang-orang yang suka memutar balikkan fakta, memberikan hal-hal yang bersifat dusta, dan menonjolkan hal-hal yang batil.
Ajaran agama Islam memandang, mempercayai dan melakukan tindak khurafat adalah bagian dari syirik. Dalam sebuah riwayat yang dibawakan oleh Ibnu Mas’ud menjaskan Nabi Muhammad SAW bersabda: “Siapa saja yang menggantungkan jimat, maka ia telah melakukan kesyirikan.” (HR. Imam Ahmad).
Khurafat adalah perbuatan yang biasanya dibawa oleh nenek moyang. Hal ini tentunya memiliki alasan tertentu sehingga dipercayai oleh sebagian orang di zaman sekarang.
Penyebab khurafat adalah sebagai berikut:
– Kejahilan atau Kebodohan
Penyebab munculnya khurafat yang pertama yaitu kejahilan atau kebodohan. Kejahilan adalah faktor utama yang menyebabkan munculnya khurafat dan syirik. Hal inilah yang menyebabkan Islam sangat menitik beratkan dan menganjurkan untuk manusia senantiasa menuntut ilmu. Hal ini tentunya agar dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
– Kepentingan Pribadi
Khurafat juga dapat terjadi karena manusia yang sangat mementingkan kepentingan pribadinya. Demi mendapatkan sesuatu dalam kepentingan duniawi, manusia sanggup melakukan apa saja walaupun terpaksa menggadaikan aqidah dan agamanya, serta terlibat dengan kemungkaran.
– Niat Jahat
Niat jahat juga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya khurafat. Sesungguhnya di antara hikmah kenapa adanya surga dan neraka ialah karena adanya manusia yang baik dan ada yang jahat, yang setiap hari senantiasa memikirkan bagaimana dia ingin merealisasikan niat dan amalanya itu.
– Pergaulan
Faktor pergaulan juga menjadi sumbangan penting ke arah terjebaknya seseorang dengan amalan khurafat. Jadi, perlu memilah-milah dengan siapa kita bergaul. Jangan sampai terseret ke arah khurafat.
– Adat Kebiasaan
Faktor penyebab kuhfarat ini dikenal pasti sebagai penyumbang utama ke arah lanjutnya amalan khurafat dalam kehidupan manusia. Hal ini seterusnya menjadikan mereka begitu bersemangat mengadakan amalan khurafat karena dianggap sebagai adat kebiasaan.
– Pengaruh Politik
Pengaruh politik juga bisa mengantarkan seseorang melakukan perilaku khurafat. Demi mendapatkan kuasa atau kedudukan duniawi, ada sekelompok orang yang sanggup untuk terlibat pada gejala khurafat.
Dalam Islam ada beberapa nama atau sebutan lain untuk khurafat. Sebutan lain untuk khurafat adalah sebagai berikut:
– ‘Adwa, yaitu penularan penyakit di zaman jahiliyyah, di mana mereka beranggapan bahwa penyakit menular dengan sendirinya tanpa kehendak dan takdir Allah SWT.
– Thiyarah, yaitu merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk yang artinya juga menganggap adanya firasat jelek karena melihat sesuatu seperti melihat burung, mendengar suara binatang, atau melihat bintang.
– Hamah, adalah jenis burung yang keluar pada malam hari seperti burung hantu dan lainnya. Orang-orang jahiliyyah merasa bernasib sial kalau melihat burung hantu, apabila ada burung hantu hinggap diatas rumah salah seorang diantara mereka, dia merasa bahwa burung itu membawa berita semakin dekatnya kematian dirinya atau salah satu dari anggota keluarganya.
– Shafar. Orang-orang jahiliyyah beranggapan bahwa bulan ini membawa nasib sial atau tidak menguntungkan, dan termasuk di dalamnya ada hari, atau tanggal yang tidak baik.
– Nau’, yaitu terbit atau teggelamnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyyah menisbahkan (menjadikan sebab) akan turunnya hujan kepada bintang ini dan bintang itu.
– Ghul, yaitu hantu jenis jin atau setan. Dulu orang Arab beranggapan bahwa ghul menampakkan diri kepada manusia di padang pasir dan dapat berubah-ubah bentuk serta mereka yakin bahwa ghul dapat meyesatkan mereka (orang arab) dalam perjalanan lalu membinasakan mereka.
Waallahu Alam
Penulis: Kang Thoyib